DETAIL BERITA
VIVA.co.id - Sekarang ini
jamannya bully membully atau mengejek dan menghina. Jika di dunia
politik yang banyak terkena bully adalah para politikus. Di kalangan
generasi muda terutama mahasiswa, imej politikus sangat buruk sekali
sehingga menjadi sasaran bully terutama politikus yang menjadi anggota
dewan.
Hal tersebut sangatlah wajar, sebab generasi muda
menginginkan kesejahteraan untuk rakyat. Tapi, jangan langsung mencap
politikus dan anggota dewan itu haram sehingga menjauhkan diri dari
cita-cita menjadi politikus. Seharusnya mahasiswa jangan alergi tapi
harus berani maju dan memperbaiki semua dari dalam.
Demikian
diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Mahyudin saat membuka secara resmi
Sosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara dan Ketetapan MPR,
NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan
negara), kerjasama MPR RI dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia ( KAMMI ), di aula Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin,
Kalimantan Selatan, Minggu 27 September 2015.
"Sangat
disayangkan kalau mahasiswa alergi dan menjauhi dunia politik. Mahasiswa
seharusnya berani bercita-cita terjun ke dunia politik dan harus
berkiprah lebih baik. Hal ini saya tekankan sebab tantangan Indonesia
ke depan sangat berat. Bangsa ini butuh pemuda-pemuda tangguh,"
ujarnya.
Sosialisasi yang diikuti sekitar 200 peserta mahasiswa
ini sendiri belangsung selama satu hari penuh dengan menampilkan dua
narasumber yang sangat kapabel yakni anggota fraksi Golkar MPR RI Bowo
Sidik Pangarso dan anggota fraksi PKS MPR RI Al Muzzamil Yusuf./derRilis
kedua pak mahyudin banjarmasin:
Politikus jangan umbar rasisme
Wakil
Ketua MPR RI Mahyudin miris dengan implementasi politik para politikus
yang sering memunculkan rasisme dan membanggakan suku atau kelompok
dalam setiap aktifitas politiknya terutama saat kampanye pilkada.
"Banyak
sekali aktifitas politikus terutama saat kampanye pemilihan yang paling
banyak pilkada. Tema kampanye banyak yang berbau rasial dan kebanggaan
yang terlalu berlebihan pada kesukuan atau kelompok, menurut saya itu
harus ditiadakan," ujarnya, usai membuka acara sosialisasi empat pilar
MPR di aula kampus Universitas Lambung Amangkurat, Minggu 27 September
2015.
Sudah saatnya, lanjut Mahyudin, para politikus melakukan
aktifitas politiknya dengan santun, beretika dan mengedepankan persatuan
dan kesatuan bangsa. Para politikus harus memberikan pendidikan politik
yang baik kepada rakyat. Indonesia adalah negara kesatuan, sehingga
persatuan bangsa harus terus dijaga. Karena aktifitas politik yang
selalu membanggakan kelompok dan suku serta berbau rasis akan berpotensi
merusak harmonisasi bangsa.
sumber : viva.co.id